“Tidak ada suatu amalan yang lebih utama daripada menimba ilmu jika disertai dengan niat yang lurus.” (Tajrid al-Ittiba’ fi Bayan Asbab Tafadhul al-A’mal, hal. 26)
Jumat, 26 Desember 2014

13.12
Pertanyaan:

Ketika kami mengatakan : "Kami sudah tak ingin lagi belajar di kampus karena adanya ikhtilath (campur baur antara pria dan wanita - pent)." Maka sebagian dosen wanita dan dosen pria yang mengajar berkata pada kami: "(Jika kalian keluar), siapa yang nanti mengajari kaum wanita? Apa kalian berharap akan turun guru-guru wanita dan dokter-dokter wanita dari langit?" Bagaimana kami membantah syubhat ini?

Asy Syaikh Muqbil rahimahullah menjawab:

Sebelum saya jawab ini, saya ingin tahu apakah Allah subhanahu wa taala mewajibkan wanita agar pergi sekolah untuk belajar kimia, fisika, dan matematika? Dan juga apa Allah memerintahkan agar mereka kuliah ekonomi, teknik, dan sebagainya? Saya ingin tahu dalilnya kalau Allah mewajibkan wanita untuk ikut andil dalam masalah ini.

Yang ada justru Allah mewajibkan para istri Nabi-Nya sholallahu alaihi wasallam dengan perintah:

وقرن في بيوتكم
Artinya: " Berdiamlah kalian di rumah-rumah kalian." (Al Ahzab 33)

Kemudian juga, (sadarilah) kalau hatimu itu tidak berada di genggamanmu. Terkadang kamu berjalan di jalan lalu kamu terfitnah.Kemudian di sekolahmu / kampusmu, kamu diajari guru - guru yang rusak lalu kamu terpengaruh olehnya. Sesungguhnya kebathilan dan kesia-siaan itu dihubungkan dengan urusan dunia.

Adapun jika dia merasa baik - baik saja jika melakukannya, sungguh Rasulullah sholallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan jauh - jauh hari dengan sabdanya (yang artinya) : "Dihamparkan fitnah di hati seorang hamba bagaikan dihamparkannya tikar sehelai demi sehelai. Maka hati mana saja yang menyerap fitnah, akan dititik padanya dengan satu noda hitam .... " sampai akhir hadits.

Maka hatimu itu bukan kamu pemiliknya. Kunasehatkan untukmu agar menjaga hatimu. Bahkan perkara yang paling penting untuk manusia menurut kami adalah keselamatan hati.

Dan pintu - pintu kebaikan itu banyak maka memungkinkan kamu menggunakan sarana untuk menimba ilmu di masjid - masjid khusus wanita atau di rumah-rumah. Dan setiap kebaikan itu ada di Kitabullah dan Sunnah Rasulullah sholallahu alaihi wasallam.

Adapun untuk urusan pergi dan membuat diriku terfitnah, sungguh pernah dikatakan padaku: "

Mengajarlah anda di Universitas Shan'a!"
Maka aku katakan: " Apa di sana ada ikhtilath?"
Dia berkata: " Ya, ada ikhtilah. "
Maka aku menjawab: "Aku tidak mampu menerima itu."
Maka orang-orang berkata: " (Kenapa menolak?) Apa kau mau jika mahasiswi-mahasiswi diajar oleh orang Syiah?"
Kujawab saja: " Biar saja orang syiah, yahudi, dan nashrani mengajar mereka. Aku tidak mau membuat hatiku terfitnah."

Ini adalah perkara yang tidak diwajibkan Allah bagi wanita.
Tidak wajib baginya untuk pergi ke kampus.
Bahkan haram baginya pergi kuliah ke kampus.
Dan kampus, sudah begini (parah) keadaannya.

Dan lingkungan yang kita hidup di dalamnya tidak membantu kita di atas kebaikan. Dan kami, alhamdulillah, sudah meninggalkan sekolah-sekolah karena sekolah-sekolah itu sejak awal tidaklah dibangun di atas pondasi taqwa. Tetapi dibangun sesuai selera penguasa negara dan dibangun untuk mengajarkan keyakinan-keyakinan yang mereka maukan. Maka sekolah-sekolah saat ini tidak didirikan untuk menyebarkan agama Allah. Alhamdulillah Ahlus Sunnah tak punya waktu untuk hal itu.

Kemudian kita diperintahkan untuk menjaga keselamatan hati dan menjaga pandangan kita.
Ada hadits diriwayatkan Bukhari-Muslim dari Abu hurairah (yang artinya): "Allah menetapkan bagian anak Adam dari perbuatan zina, dia akan melakukan itu tanpa bisa dipungkiri. Zinanya mata dengan memandang , zina lisan adalah berbicara, zinanya jiwa dengan membayangkan, dan kemaluannya yang akan membenarkan atau mendustakannya."

Pada intinya sesungguhnya kami takut bahaya akan fitnah ini.

Barangsiapa yang mengetahui keadaan dan mengetahui andil fitnah ikhtilath ini mengantar pada kerusakan, maka (lihatlah) betapa banyak rayuan manis pria jahat yang bisa menipu wanita. Dia mengajak wanita untuk ikut menumpang di mobilnya.

Wanita yang malang ini tertipu, ditinggal dia seorang diri di pasar setelah dia berhasil diperdaya. Hingga datang orang-orang menolongnya.

Maka sekali kali jangan sampai terjadi. Tetaplah kamu di rumahmu. Pelajarilah dakwah kepada Allah ini melalui buku, kaset rekaman, dan melalui pengajaran para akhwat penuntut ilmu yang sholihah yang mengajarimu.

Wallahul Musta'an.

Gharatul Asyrithoh, 90 - 91
Alih bahasa: Abu Mas'ud

WA Forum Salafiyyah Surabaya

Disalin dari Whatsapp Muslimah Salafiyah Solo

0 komentar:

Posting Komentar