“Tidak ada suatu amalan yang lebih utama daripada menimba ilmu jika disertai dengan niat yang lurus.” (Tajrid al-Ittiba’ fi Bayan Asbab Tafadhul al-A’mal, hal. 26)
Senin, 07 April 2014

Istigatsah artinya meminta al-ghauts (mengadukan kesulitan dan keluh kesah) yang berarti menghilangkan kesusahan. Istighatsah itu berbeda dengan doa. Istigatsah hanya dikhusukan pada permohonan dalam keadaan sulit dan susah, sedangkan doa bersifat lebih umum, karena bisa dilakukan dalam kondisi susah maupun kondisi lainnya. Penyebutan doa atas istighatsah adalah penyebutan sesuatu yang umum kepada sesuatu yang khusus, keduanya adalah sesuatu yang umum dan khusus secara mutlak. Oleh karena itu, semua bentuk istigatsah adalah temasuk doa, tapi tidak semua doa adalah istigatsah.

Dan yang dimaukan dengan penulisan bab ini oleh penulis: Penjelasan haramnya istighatsah (mengadukan kesulitan dan kesuh kesah) kepada sesuatu selain Allah atau berdoa kepada selain-Nya yang mati dikarenakan itu adalah perbuatan syirik

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنْفَعُكَ وَلا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan janganlah kamu berdoa (mengadukan keluh kesah) kepada sesuatu selain Allah, yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudarat kepadamu; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim.” (Yunus: 106)

Penjelasan per-kata

Dan janganlah kamu berdoa : mencakup doa masalah (mengadu, keluh kesah, dan meminta) dan doa ibadah (shalat, dzikir, dan amalan ibadah)

Kepada sesuatu selain Allah : mencakup apa saja dari sesuatu selain Allah (facebook, twitter, status BBM, dan jejaring sosial lainnya, juga berdoa di sisi kuburan dan benda lain yang dianggap keramat)

Yang tidak memberi manfaat : yakni tidak mendatangkan manfaat (percuma saja)

Tidak (pula) memberi mudarat kepadamu : yakni tidak bisa menghilangkan kemudharatan dan mencegah keburukan.

Jika kamu berbuat (yang demikian) itu : Yakni mengadu kesulitan dan keluh kesah kepada sesuatu selain Allah.

Termasuk orang-orang yang zhalim : yakni termasuk orang yang berbuat syirik.

Penjelasan global

Allah Subhanahu wa Ta’ala melalaui ayat ini melarang nabi-Nya Muhammad shallallahu’alaihi wasallam dan melarang seluruh umat dari beribadah dan meminta kepada setiap sesuatu selain Allah Azza wa Jalla, karena setiap sesuatu selain Allah Azza wa Jalla tidak satupun yang memiliki kemanfaatan dan kemudharatan.

Dan Dia juga mengkabarkan bahwasanya jika berbuat yang demikian itu niscaya termasuk orang-orang yang berbuat syirik.

Faidah :

1. Bahwasanya yang bisa mendatangkan kemanfaatan dan mencegah kemudharatan adalah kekhususan Allah Azza wa Jalla (Hanya Allah yang mampu melakukannya).
2. Bahwasanya siapa yang berdoa (mengadukan kesulitan dan keluh kesah) kepada sesuatu selain Allah dengan keyakinan memiliki kemanfaatan dan kemudharatan, bukannya Allah, maka sungguh dia telah berbuat syirik.
3. Zhalim diibaratkan dengan kesyirikan.

Disalin dari kitab Al Jadid Syarhu Kitabut Tauhid, Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman al-Qar’awi, hal. 124-125

0 komentar:

Posting Komentar