Aqidah Mereka pun Runtuh
Beberapa dalil dari Al-Qur’an
tentang keesaan Allah
“Katakanlah, ‘Dialah Allah
yang Maha Esa. Allah tempat meminta (segala kebutuhan makhluk-Nya).
Dia tidak beranak dan tiada diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun
yang setara dengan-Nya’.”
[Surah Al-Ikhlas: 1-4]
Di dalam surat yang agung ini, Allah
Subhaanahu wa ta’ala
menegaskan bahwa Dia
adalah Dzat yang Esa, Maha Tunggal, Ia tidaklah memiliki putra, baik
itu Nabi Isa ‘alaihissalaam
atau pun yang lainnya. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan
Dia dalam keesaan-Nya.
Dalam ayat lainnya, Allah berfirman
yang artinya,
“Dialah Pencipta langit dan
bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak memiliki istri?
Dialah pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.” [Surah
Al-An’am: 101]
Di dalam ayat ini Allah menyatakan
dengan tegas bahwa Dia tidak memiliki istri dan tidak memiliki anak.
Bandingkan dengan keyakinan orang-orang Nasrani yang mengatakan
adanya Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Roh Kudus. Allah telah sebutkan
tentang ucapan mereka dalam Al-Qur’an yang artinya,
“Sungguh telah kafir orang-orang
yang mengatakan bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga, padahal
tidak ada ilah (sesembahan yang layak disembah) kecuali ilah yang
Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan,
niscaya orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan
yang pedih.” [Surah
Al-Maidah: 73]
Ayat ini menegaskan batilnya akidah
trinitas, aqidahnya orang-orang Nasrani yang berkeyakinan bahwa Tuhan
itu kesatuan dari tiga unsur: Allah, Nabi Isa, dan Maryam. Jika
mereka tidak berhenti dari ucapan keji mereka ini, niscaya mereka
akan tertimpa adzab yang sangat pedih.
Siapakah sebenarnya Isa bin Maryam
itu?
Sesungguhnya
Al-Qur’an telah memaparkan identitas Nabi Isa bin Maryam
‘alaihissalaam
dengan sejelas-jelasnya. Allah Subhaanahu
wa ta'ala telah kisahkan
perihal beliau dari semenjak hari kelahiran hingga akhir
keberadaannya di atas muka bumi ini. Allah ta’ala
juga menjelaskan tujuan dakwahnya, isi sebagian risalahnya, juga
beberapa mukjizat yang menguatkan kerasulannya. Ini semua menunjukkan
siapa Nabi Isa bin Maryam ‘alaihissalaam
sebenarnya.
Allah Subhaanahu
wa ta’ala berfirman yang
artinya,
“Maka Maryam menunjuk kepada
anaknya. Mereka berkata, ‘Bagaimana kami akan berbicara kepada anak
kecil yang masih dalam buaian?’ Isa berkata, ‘Sesungguhnya aku
adalah hamba Allah. Dia memberiku al-kitab (Injil) dan Dia
menjadikanku seorang nabi’.”
[Surah Maryam: 29-30]
Di dalam ayat ini sangat jelas sekali
diterangkan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalaam
adalah seorang manusia,
hamba dari yang Maha Pencipta. Dia bukan Tuhan ataupun putra Tuhan.
Dan perhatikanlah bagaimana Allah 'Azza wa Jalla menjelaskan hakikat Nabi Isa
‘alaihissalaam
ini dari semenjak beliau dalam kondisi masih bayi. Maka Maha Suci
Allah dari apa yang mereka sifatkan.
Dan Nabi Isa ‘alaihissalaam
tidaklah merasa rendah dengan keberadaan dirinya sebagai seorang
hamba di sisi Penciptanya. Bahkan, itu merupakan kemuliaan yang besar
baginya. Di mana, beliau hanya menghambakan diri kepada Allah Yang
Maha Perkasa. Allah ta’ala
berfirman yang artinya,
“Al-Masih sekali-kali tidak
merasa enggan menjadi hamba bagi Allah, demikian pula para
malaikat-Nya (tidak enggan). Barangsiapa yang merasa enggan dari
beribadah kepada-Nya dan menyombongkan diri, niscaya kelak Allah akan
mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.”
[Surah An-Nisa’: 172]
Adapun Nabi Isa ‘alaihissalaam
terlahir tanpa bapak yang dijadikan argumen dalam mempertuhankan Nabi
Isa, maka itu merupakan argumentasi yang sangat lemah. Apakah mereka
tidak mengenal kebesaran Allah? Apakah mereka tidak tahu akan Maha
Kuasanya Allah? Bukankah jika Allah menghendaki sesuatu Dia
Subhaanahu wa ta’ala
hanya sekadar mengucapkan
‘kun’ (jadilah)
maka terjadilah sesuatu tersebut? Jika semata-mata karena Nabi Isa
tercipta dari seorang ibu tanpa bapak menjadikan dia sebagai tuhan,
maka tentunya Adam lebih pantas untuk mereka pertuhankan, karena Adam
tercipta tanpa ibu dan bapak.
Allah Subhaanahu
wa ta’ala berfirman yang
artinya,
“Sesungguhnya permisalan (dari
penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
ciptakan Adam dari tanah, kemudian Dia berfirman kepadanya, ‘Jadilah’
maka jadilah dia.”
[Surah Ali Imran: 59]
Nabi Isa berlepas diri dari
orang-orang yang mempertuhankan dirinya
Allah ta’ala
memberitakan kepada kita
perkara yang akan terjadi pada hari kiamat nanti. Dia Subhaanahu
wa ta’ala akan bertanya
kepada Nabi Isa ‘alaihissalaam
tentang penuhanan dirinya. Allah berfirman yang artinya,
“Dan ingatlah ketika Allah
berfirman, ‘Wahai Isa bin Maryam, adakah kamu mengatakan kepada
manusia, ‘Jadikan aku dan ibuku dua tuhan selain Allah?’ Isa
menjawab, ‘Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa
yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya
tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada
pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidaklah
mengatakan kepada mereka melainkan apa yang Engkau perintahkanku
untuk mengatakannya, yaitu, ‘Sembahlah Allah, Rabbku, dan Rabb
kalian’.’” [Surah
Al-Maidah: 116-117]
Sebagai
penutup, mari simak secara seksama firman Allah Subhaanahu
wa ta'ala berikut ini
(yang artinya),
“Sungguh telah kafir orang-orang
yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putra Maryam.’
Katakanlah, ‘Maka siapakah yang dapat menghalangi kehendak Allah,
jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam dan ibunya serta
seluruh manusia yang ada di bumi?’ Kepunyaan Allah-lah kerajaan
langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dan
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.” [Surah
Al-Maidah: 17]
Wallahu a’lam.
Sumber:
Majalah Tashfiyah edisi 35 1435 H/2014 M
0 komentar:
Posting Komentar