“Tidak ada suatu amalan yang lebih utama daripada menimba ilmu jika disertai dengan niat yang lurus.” (Tajrid al-Ittiba’ fi Bayan Asbab Tafadhul al-A’mal, hal. 26)
Rabu, 07 Januari 2015

23.32
Merupakan perkara yang sudah kita maklumi bersama, bahwasanya kita tinggal disatu tempat, yang akan datang masa kebinasaannya, Ya,, tempat itu adalah bumi. Dimana kakek kita diturunkan ke dunia ini yang penuh dengan kepayahan, kesusahan dari surga Allah yang penuh dengan kenikmatan dan kelezatan.

Waktupun berlalu ribuan tahun, manusia pun telah tersebar seantero penjuru, Jauh sudah kita dari zaman kenabian. Sekarang kita melihat manusia sangat antusias, penuh semangat, dengan segala kegigihan mereka mencari dari apa yang tersisa yang masih ada di dunia ini.

Tujuan, cita-cita mereka adalah harta, kedudukan, dan kehormatan didunia ini,, Mobil yang mewah, rumah yang megah, harta yang berlimpah tak jarang kita temui orang-orang yang memilikinya,,

Kalaupun ada diantara kita yang mengatakan: "Tujuan kita bukan dunia kok,, kita tau dunia ini hanya sementara". Ya,, ucapan bisa dikatakan siapa saja, tapi realita yang ada, mereka sangat memprioritaskan dunia.

Agama? sesempatnya, seadanya waktu luang, kalau badan tak capek, baru mereka membuka Al Qur'an, itupun dengan durasi yang sangat singkat. "Kita harus adil dong,, kita kan juga butuh dunia! Dakwah tanpa harta kan juga susah!". Adil? Kalaulah kita mengikuti ucapan mereka, kita tanyakan: Berapa jam engkau sisihkan dari waktumu untuk mempelajari agama? Mana yang lebih banyak bekerja atau beribadah?

Saudaraku simaklah Firman Allah berikut ini:

ﺍﻋْﻠَﻤُﻮﺍ ﺃَﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻟَﻌِﺐٌ ﻭَﻟَﻬْﻮٌ ﻭَﺯِﻳﻨَﺔٌ ﻭَﺗَﻔَﺎﺧُﺮٌ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺗَﻜَﺎﺛُﺮٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﻣْﻮَﺍﻝِ ﻭَﺍﻟْﺄَﻭْﻟَﺎﺩِ ﻛَﻤَﺜَﻞِ ﻏَﻴْﺚٍ ﺃَﻋْﺠَﺐَ ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭَ ﻧَﺒَﺎﺗُﻪُ ﺛُﻢَّ ﻳَﻬِﻴﺞُ ﻓَﺘَﺮَﺍﻩُ ﻣُﺼْﻔَﺮًّﺍ ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﺣُﻄَﺎﻣًﺎ ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﺷَﺪِﻳﺪٌ ﻭَﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٌ ﻣِّﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺭِﺿْﻮَﺍﻥٌ ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭﺭ

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS, 57:20)

Jangan sampai dunia ini menipumu. Ya,, Dunia ini memang manis, dan menarik, sebagaimana yang Rasul khabarkan:

ﺇﻥَّ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣُﻠْﻮَﺓٌ ﺧَﻀِﺮَﺓٌ ﻭَﺇﻥَّ ﺍﻟﻠﻪ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰﻣُﺴْﺘَﺨْﻠِﻔُﻜُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ، ﻓَﻴَﻨْﻈُﺮُ ﻛَﻴْﻒَ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ،
ﻓَﺎﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀ

"Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah ta’ala menyerahkannya kepada kalian untuk diurusi kemudian Allah ingin melihat bagaimana sikap kalian terhadapnya. Maka berhati-hatilah dari fitnah dunia dan wanita" (HR. Muslim)

Jika engkau jadikan dunia ini sebagai tujuanmu, maka simaklah sabda nabi berikut ini:

ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻧَﺖ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺗَﻌْﺪِﻝُ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠﻪ ﺟَﻨَﺎﺡَ ﺑَﻌُﻮﺿَﺔٍ ، ﻣَﺎ ﺳَﻘَﻰ ﻛَﺎﻓِﺮﺍً ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺷَﺮْﺑَﺔَ ﻣَﺎﺀ

“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata: ‘hadits hasan sahih’)

Maka rendah sekali cita-citamu! Lalu akankah engkau akan merasa malu, rendah, hina dengan ketertinggalanmu dari dunia ini.

Jangan engkau berkecil hati dengan sedikit hartamu, karena yang demikian itu baik untukmu

ﻋَﺠَﺒﺎً ﻷﻣْﺮِ ﺍﻟﻤُﺆﻣﻦِ ﺇﻥَّ ﺃﻣْﺮَﻩُ ﻛُﻠَّﻪُ ﻟَﻪُ ﺧﻴﺮٌ ﻭﻟَﻴﺲَ ﺫﻟِﻚَ ﻷَﺣَﺪٍ ﺇﻻَّ ﻟﻠﻤُﺆْﻣِﻦ : ﺇﻥْ ﺃَﺻَﺎﺑَﺘْﻪُ ﺳَﺮَّﺍﺀُ ﺷَﻜَﺮَ ﻓَﻜﺎﻥَ ﺧَﻴﺮﺍً ﻟَﻪُ ، ﻭﺇﻥْ ﺃﺻَﺎﺑَﺘْﻪُ ﺿﺮَﺍﺀُ ﺻَﺒَﺮَ ﻓَﻜﺎﻥَ ﺧَﻴْﺮﺍً ﻟَﻪ

“Sangat mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Dan hal itu tidak didapatkan kecuali pada diri orang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan maka dia bersyukur. Dan apabila dia mendapatkan kesusahan maka dia akan bersabar” (HR. Muslim)

Jadikanlah dunia ini hanya sebagai batu loncatan wahai orang yang cerdas. Rasul berdoa:

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻻَ ﻋَﻴْﺶَ ﺇِﻻَّ ﻋَﻴْﺶَ ﺍﻵﺧِﺮَﺓ

“Ya Allah tidak ada kehidupan yang sejati selain kehidupan akhirat ” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan terakhir aku sampaikan ucapan seorang imam al-Hasam al-Bashri,

وإذا رأيت الناس يتنافسوك في الدنيا فتنافسوها في الآخرة

'Apabila engkau melihat manusia berlomba denganmu pada dunia maka kejarlah dia pada perkara akhiratnya.'

Dan kami tutup dengan firman Allah

وللآخرة خير لك من الأولى

"Dan akhirat itu jauh lebih baik untukmu dari dunia."

Nasehat ini saya tujukan yang pertama untuk diri pribadi dan untuk saudaraku seiman secara umum ~ Ustadz Abu Hamzah Rifqi

Disalin dari Whatsapp Salafy Solo

0 komentar:

Posting Komentar