“Tidak ada suatu amalan yang lebih utama daripada menimba ilmu jika disertai dengan niat yang lurus.” (Tajrid al-Ittiba’ fi Bayan Asbab Tafadhul al-A’mal, hal. 26)
Selasa, 18 Februari 2014

Seorang suami berkewajiban menyelamatkan istrinya dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, maka hendaknya dia bersungguh-sungguh dalam menjaga istrinya, termasuk melindungi istrinya dari kejahatan keluarga si istri sendiri atau kejahatan orang tuanya yang memaksa si istri untuk melakukan kegiatan yang menyelisihi syari'at.

Terutama bagi suami yang masih menjadikan rumah orang tuanya sebagai tempat tinggal, baik itu tinggal bersama orang tuanya yang masih awwam atau tinggal berdekatan dengan orang tua suami yang masih awwam.

Maka hendaknya sang suami tegas dalam melindungi istrinya saat orang tuanya memaksa si istri untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan bid'ah atau semisalnya.

Seorang suami yang sejati jelas adalah suami yang memiliki sikap tegas pada masalah akidah keluarganya. Demikian juga pada suami yang masih menumpang pada rumah mertuanya (Pondok Mertua Indah), hendaknya bersikap tegas menunjukkan bahwa dirinya masih sebagai suami yang baik bagi istrinya, menunjukkan bahwa ia masih sebagai lelaki, yang memiliki kekuasaan dalam rumah tangganya sendiri, hendaknya melindungi istrinya dari kejahatan keluarga si istri sendiri, yang kadang memaksa istri untuk ikut melakukan kegiatan bid'ah atau semisalnya.

Atau juga melindungi istri saat keluarga memaksa si istri melepas hijab dan cadarnya, maka suami tampil sebagai pelindung yang berwibawa dan gagah, jangan malah lembek dan tidak berani bertindak tegas, ingat adalah perintah Allooh Ta'ala untuk melindungi keluarga dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu.

Maka suami yang tegas dan kuat lebih disukai daripada suami yang lembek dan penakut, namun tegas dan kuat tidak berarti menghilangkan kelemah lembutan dalam dakwah kepada keluarga, dalam bersikap dan bermuamalah dengan keluarga, ingat seorang ahlus sunnah, as salafiyyin adalah orang-orang terdepan dalam hal akhlak mulia

Maka dia mencontohkan kepada keluarganya sendiri dan keluarga istrinya akhlak yang mulia, namun tetap tegas dalam masalah akidah dan hal-hal lain yang bisa membahayakan agama istri dan anak-anaknya. Wahai para suami jangan kecewakan istri-istri kalian!

Walloohul musta'an.

Disalin dari page FB Andi Hudzaifah Najwa, 14 Februari 2014, 05.20AM

1 komentar: