“Tidak ada suatu amalan yang lebih utama daripada menimba ilmu jika disertai dengan niat yang lurus.” (Tajrid al-Ittiba’ fi Bayan Asbab Tafadhul al-A’mal, hal. 26)
Rabu, 19 Februari 2014

Ikhwati fillah rahimakumullohu, sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla dengan hikmahNya yang sempurna dan hujjahnya yang kokoh, serta ilmuNya yang meliputi segala sesuatu, Allah menguji hamba-hambaNya dengan kelapangan dan kesulitan, kenikmatan dan kesengsaraan, itu semua dengan tujuan Allah hendak menguji kesabaran dan sifat syukur mereka.

Barangsiapa diantara mereka bersabar ketika ditimpa musibah, dan bersyukur tatkala mendapatkan kenikmatan, dan tunduk kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ketika mendapati musibah, memohon rahmat dan ampunanNya, maka pasti hamba tersebut akan mendapatkan kebahagian dan keberuntungan dengan akhir kehidupan yang mulia.

Allahu 'Azza Wa Jalla berkata didalam surat Al_'Ankabuut ayat 1-3,

"Alif laam miim, apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."

Dan maksud fitnah didalam ayat tersebut ialah : Ujian, sehingga jelas orang yang jujur dari yang dusta, orang yang sabar dan orang yang bersyukur, sebagaimana firman Allah ta`ala,

"Dan Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang lain, maukah kamu bersabar? Dan adalah RabbMu Maha Melihat." [Al Furqon ayat 20]

Dan berfirman Allah ta`ala,

"Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)" [Al A`raf ayat 168]

Makna kalimat alhasanah dalam ayat tersebut : Nikmat berupa tanah yang subur, kemewahan, kesenangan,kemuliaan, pertolongan atas musuh-musuh Allah dan lain sebagainya.

Dan makna kalimat Assayiat dalam ayat tersebut : Musibah baik berupa penyakit, dikuasai musuh-musuh,gempa bumi, angin kencang, banjir dan lain sebagainya. Allah Ta`ala berfirman,

"Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" [Ar Ruum ayat 41]

Samaahatusy Syaikh `Abdul `Aziz bin `Abdulloh bin Baaz rahimahullah menjelaskan kandungan surat Al A`raf ayat 168 dan surat Ar Ruum ayat 41,

"Sesungguhnya Allah Ta`ala telah menetapkan kebaikan dan keburukan dan apa saja kerusakan dimuka bumi dengan tujuan agar manusia kembali kepada alhaq, dan bersegera bertaubat dari apa-apa yang telah Allah haramkan atas mereka, dan bersegera kembali ta`at kepada Allah dan RasulNya, karena KEKUFURAN dan KEMAKSIATAN adalah 2 sebab terbesar sumber kejelekan dan musibah di dunia dan akherat. Adapun tauhid dan iman kepada Allah dan RasulNya serta berpegang teguh dengan syariat islam, itu semua adalah sebab terbesar seluruh kebaikan di dunia dan akherat." [Majmu` Fataawa juz 2 hal 126-132 cet.ke 2 tahun 1416 H].

Ada sebuah kisah tentang Amirul Mukminin `Umar bin `Abdil `Aziz rahimahullahu, ketika terjadi gempa bumi di zamannya, maka segera beliau menulis surat untuk seluruh pegawainya diseluruh negeri dan memerintahkan agar seluruh kaum muslimin bertaubat kepada Allah dan istighfar dari dosa-dosa. Kisah tersebut mewakili diri kita terkhusus di hari-hari ini, ketika musibah-musibah melanda negeri kita, banjir bandang, kebakaran hutan, gempa bumi,dan gunung meletus (seperti gunung kelud di Kediri_pen) dll, ini semua dampak kemaksiatan yang tumbuh subur berkembang, baik syirik besar ataupun dosa-dosa lainnya, bertaubatlah wahai manusia kembali kepada Allah, dan takutlah dengan azab Allah yang tidak secara khusus menimpa orang-orang dzolim diantara kalian, hancur dan binasanya umat-umat terdahulu sebabnya adalah kemaksiatan, maka jangan sekali-sekali kita meremehkan yang namanya dosa.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta`ala mengampuni dosa-dosa kita, dan memberikan hidayah kepada kita untuk bertaubat dan kembali kepadaNya, Amin Yaa Mujibas Saailin.

_Akhukum fillah Abu Ibrahim _Abdurrahman Alfasawy fi markiz _daarul hadits fiyusy harasahallahu

Disalin dari pesan Whatsapp Ukhuwah Ikhwah Mahad Daarussalaf

0 komentar:

Posting Komentar